Manusia-manusia

Emosional jiwa raga
Merebak sedari awal
Menentang keterkekangan
Melepas amukan nafsu

Menghela nafas
Menyusuri keterikatan
Mengikat kalbu
Menginjak batin
Kelimpungan sendiri

Apakah aku ini dianggap
Apakah aku hanya ada untuk ada
Apakah aku tak boleh punya urusan
Apakah semuanya hanya untuk mereka
Apakah semuanya itu hanya untuk senang

Bolehkah aku memilih pergi
Bolehkah aku memilih sendiri
Bolehkah aku tak mendengar
Apakah lagi lagi aku emosional

Bukankah akupun punya kehendak
Bukankah aku berhak memilih
Bukankah dalam setiap obrolan aku perlu didengar
Seburuk apapun perilaku dan kemampuanku
Bukankah aku harus turut dianggap
Bukankah dalam tiap guyonan itu sarkas

Toh sedari awal selalu di rendahkan
Toh sedari tadi pun aku tak layak
Toh dalam hidup ini aku tak pintar
Namun, bukankah aku pun patut di anggap

Mengapa semua merasa membutuhkanku
Mengapa aku sebatas dianggap pelengkap
Mengapa setiap hamburan uangku tak pernah dianggap
Mengapa setiap kehadiranku serasa sia sia
Mengapa dalam keterkekangan pertemanan aku harus selalu mengalah
Atau mungkin memang aku kalah dalam segala hal

Bukankah segalanya itu fana
Namun, lagi lagi aku emosional
Dalam setiap kekalahan pertarungan
aku hancur
Hingga saat ini pun 
butuh untuk menghela nafas
Dan disetiap pertikaian 
semua merajuk

Pada segala segalanya yang di ingkar
Apakah memang sudah waktunya menyingkir
Sudah saatnya untuk menghilang
Mengiyakan segala permintaan
Menolak segala penolakan
Dan terjebak dalam keterikatan batin
Tuhan
Tuhan
Tuhan
Dan semuanya aku serahkan 
Aku tak berdaya dan hilang
Terimalah semua urusanku
Dan segala emosiku
Menghancur leburkan diriku

Krapyak, 10 januari 2021



Comments

Popular posts from this blog

Pesan Untukmu Kasihku

Menyerah?

Apakah Ini Cinta?