Posts

Showing posts from 2021

Tertanda yang Terkasih

Tertanda yang terkasih Malam ini aku bersalah Gagal membuatmu tersenyum Gagal untuk membuatmu lebih baik Gagal untuk dapat menyenangkanmu Sebuah kekesalan melanda hubungan ini Alangkah bodoh diri ini Sebuah cerita yang tak pantas  Yang justru membuatmu merasa buruk Sebuah cerita yang harusnya tak diutarakan Karena justru membuatmu menghilang Namun, adinda terkasih Ini hal yang kurasa penting Perlu rasanya aku bertutur tersebut Namun, nyatanya justru aku menyulut bahaya Bahaya karena kebodohanku Bahaya karena ketidaktahuanku Bahaya karena kesembronoanku Dari lubuk sanubari terdalam Kumohonkan maaf padamu adinda Apabila memang sudah tak pantas Tolong ingatkan aku Apabila justru menyakiti Tolong hentikan aku Dan apabila sangat berdampak buruk Tolong segera tutup mulutku Namun, apalah daya Adinda terkasih sudah terlanjur remuk Adinda terkasih sudah merasa kesal Adinda terkasih sudah pulang dengan diam Aku tak berdaya Aku tak berdaya Aku tak berubah Hanyalah aku yang harus berpikir ulang Ha

Manusia-manusia

Emosional jiwa raga Merebak sedari awal Menentang keterkekangan Melepas amukan nafsu Menghela nafas Menyusuri keterikatan Mengikat kalbu Menginjak batin Kelimpungan sendiri Apakah aku ini dianggap Apakah aku hanya ada untuk ada Apakah aku tak boleh punya urusan Apakah semuanya hanya untuk mereka Apakah semuanya itu hanya untuk senang Bolehkah aku memilih pergi Bolehkah aku memilih sendiri Bolehkah aku tak mendengar Apakah lagi lagi aku emosional Bukankah akupun punya kehendak Bukankah aku berhak memilih Bukankah dalam setiap obrolan aku perlu didengar Seburuk apapun perilaku dan kemampuanku Bukankah aku harus turut dianggap Bukankah dalam tiap guyonan itu sarkas Toh sedari awal selalu di rendahkan Toh sedari tadi pun aku tak layak Toh dalam hidup ini aku tak pintar Namun, bukankah aku pun patut di anggap Mengapa semua merasa membutuhkanku Mengapa aku sebatas dianggap pelengkap Mengapa setiap hamburan uangku tak pernah dianggap Mengapa setiap kehadiranku serasa sia sia Mengapa dalam ket

Hujan dan Kamu

Hujan selalu mengingatkanku Pada pertemuan pertama Denganmu Kuajak kau keliling kota Mengendarai motor bututku Tertawa bercanda gurau Bersamamu  Hujan selalu membawa kenangan Pada pertemuan pertemuan lanjutan Jarang sekali dia tak datang Membersamai kita Mengitari jalan beraspal hitam Bersama denganmu Kasih... Indahnya hujan siang ini Lagi lagi membersamai Pertemuan kali ini Membawa setiap keping cerita Kebersamaan kita Pensyukuran atas nikmat Nya Membawa berkah langit Dengan segala tawa Menerabas hujan rintik Sayangku... Jalan bantul, 17 February 2020

Pesan tak Bertuan

Perumpamaan - perumpamaan Seumpama kamu mati besok Sudikah kau meminta maaf Sekaligus berterimakasih Pada semua hal yang kau terlantarkan Pada semua pembelajaran hidup Seumpama dirimu masih hidup esok Akankah dirimu masih sama saja Pada setiap tingkah lakumu sekarang Ataukah esok kau berbenah Menyoal banyak hal di hidupmu Seumpama esok kau bertemuku kembali Sudikah kau menemaniku kembali Untuk hanya sekedar bercanda lagi Mungkinkah pula kau menghindari obrolanku Karena terlalu sering aku mengulang kata Seumpama dua puluh tahun lima bulan lagi Bumi masih sehat wal afiat Mungkinkah kau dan aku lebih dewasa Atau justru saat bertemu kembali Kita hanya mengobrol soal masa ini Seumpama dan seumpama Seumpama semuanya terjadi Akankah dirimu percaya Akankah dirimu membantah Ataukah semua yang terjadi hanya fana Angkringan Joko, 16 November 2020

Dongeng Kekasih Kota Lengang

Dongeng kekasih kota lengang Adinda sayang  Maukah kau dengarkan sebuah dongeng Tentang kekasih kota lengang Dalam lamunannya aku tak sanggup Mata yang risau tiba tiba menutup Gelas gelas beterbangan ke penjuru tutup Hebat benar si naga bonar Pikirnya dia menepi kesepian Siapa salah bila menanti harapan Langkah langkah sudah disiapkan Penjuru kota lengang bertepuk tangan Adindaku sayang Hebat bila kekasih kota lengang diam Padahal arang tak tau menghitam Sudahilah dongeng malam  Siapa sangka dia menikam Si kekasih menangis diam Lalu, apa yang salah Adindaku Dengarkanlah Dongeng ini Dalam lamunanmu yang menanti Siapa salah bila begini Krapyak, 1 agustus 2020

Gusar

Gusar Seorang pria terduduk  Sembari Menunduk Dan, terDiam Telepon genggam ditangan kiri Sebatang rokok ditangan kanan Matanya sembab Hatinya pilu Angannya jauh Diam diam dia meratap Meminta petunjuk rabbi Ditaruhnya telepon genggam Sembari Menengadahkan tangan Dipegangnya kembali telepon genggam Dijatuhkannya teknologi apa Diberitahukan pada semesta  Perihal kegusarannya Angkringan Joko, 28 juli 2020

Harus Sanggup

Semuanya seakan berjalan tak lancar Hal hal yang entah mengapa terus mengusik Perjalanan perjalanan siang malam Melalui jalan jalan pikiran manusia Terombang ambing berbagai pertimbangan Dunia seakan tak peduli Dan bahkan diriku tak jeli Terus menyalahkan lambatnya laju ini Tak pernah sampai tepat waktu Handal menggapai mimpi Tak pandai mewujud nyata Titik titik terendah manusia Haruskah terus seperti ini Segelas teh jahe menamaniku merenung Menuliskan kegelisahan yang terapung Dan diwajibkan terus tersenyum Oh tuhan betapa lemahnya makhlukMu Aku bukanlah siapa siapa Terlalu banyak ekspektasi melayang Seakan menjadi andalan banyak pihak Pantaskah? Demi apa harus kulakukan Alasan alasan yang belum ketemu Dan bahkan tak punya visi dan ambisi Kelakuan hambaMu yang terus meminta petunjukMu Teringat abah yang telah tiada Serta umik yang terus berusaha sekuat tenaga Berbagai beban telah aku sandarkan Pada kedua bahuku yang tegap Tak ingin rasanya melihat kedua manusia paling berjasa menangis

Obrolan Malam

Obroalan semalam masih membekas sepi Tentang bagaimana terpuruknya kami Tersungkur dan mencoba bangkit Soal jatuh bangun mendewasakan diri Proses kehidupan yang di tulis sang khalik Perjumpaan denganmu bukanlah kebetulan Perjumpaan saat itu, adalah awal Saat dirimu berada di ambang keterpurukan Jatuh mental Hilang arah Terombang ambing asa Dirimu datang padaku meminta bantuan Sekarang aku sudah melepasmu Soal siapa yang berhasil berdiri Kemudian membuktikan mimpi Aku hanya dapat tersenyum Turut bahagia dan senang Kau yang saat ini sudah mandiri Kamu yang setelah itu tak lagi hubungi Dirimu yang kemudian menjauh Terimakasih atas segala perjumpaan  Terimakasih atas segala pembelajaran Maafkan yang tak bisa terus ada Sampai jumpa esok  Dengan segala canda tawa kemarin Semoga kau dapat temukan bahagia Krapyak, 14 oktober 2020

Aku Ingin

Aku ingin pergi, tanpa berpikir apa yang kutinggal Aku ingin berangkat, tanpa menyesal kemudian hari Aku ingin beranjak, tanpa berpikir tempatku diambil yang lain Aku ingin mati, tanpa berpikir ada yang menangis Aku ingin hilang, tanpa berpikir ada yang mencari

Gusti, Hamba Ingin Engkau Dengar Ini

Gusti... Hamba ingin mengadu padaMu Tentang hambamu yang belom jua sempurna menyembah padaMu Tentang hambamu yang masih terkadang abai atas perintahMu Gusti... Siang ini hamba bangun seperti biasa Tertidur menunggu subuh dan lalai akan perintahMu Terbangun dengan kesendirian  Terbangun dengan melihat layar handphoneku Dan terbangun dengan penyesalan yang lalu lalu Gusti...  Hamba tak tahu  Hamba sering kali seperti orang dungu Tak pernah belajar atas kesalahanku Sering kali menyesal saat terbangun Dan hamba tak bisa berbuat apapun Gusti... Apakah hamba masih boleh menyembahMu Apakah hamba masih pantas dekat denganMu Apakah hamba pernah dekat kepadaMu Dengan segala kelalaian yang kuperbuat Gusti... Tiap kali terbangun hamba ingin berusaha dekat dengaMu Namun, hamba tersadar hamba hanyalah seorang pendosa yang sering kali lalai atas perintahMu Hamba paham engkau maha pemaaf dan pengampun Siapapun boleh mendekat padaMu Dan hamba tak pantas bicara seperti ini padaMu Gusti... Saat terbangun

Berbahagialah

Mentari baru saja akan menjulang  Saat kabar itu datang padaku Kabar tentangmu yang sudah lama tak kudengar Aku berucap syukur kau masih sehat dan bahagia Namun, aku tahu aku bukanlah siapa siapa Dahulu kau pernah menjadi kebahagianku Entah namun rasa itu kembali mengusikku Kunyalakan sebatang rokok tuk temani pagi Tak lupa segelas teh yang tak manis Aku tak mengerti saat kau berkata seperti itu Namun, sudahlah Aku sudah tak berniat lagi denganmu Biarlah kau jadi masa laluku  Biarkan sudah aku sudab menerimanya Gusti, aku sudah melupakannya Gusti, kuatkan diri ini Gusti, Aku sadar diri  Sudahlah, yang sudah biarlah berlalu Seseorang pernah berkata padaku bahwa yang terjadi adalah yang terbaik Mungkin itu sudah jalan nasibku Kudoakan kau bahagia dengan siapapun pilihanmu Satu pesanku Aku menjauhimu bukan karena aku tak ingin lagi dekat denganmu Aku menjauhimu karena aku tak kuat dekat dengamu Aku menjauhimu bukan sebab apapun  Namun, memang aku sudah tak sanggup  Apabila ternyata kau me

Aku Sudah Tak Menginginkanmu

Mentari baru saja akan menjulang  Saat kabar itu datang padaku Kabar tentangmu yang sudah lama tak kudengar Aku berucap syukur kau masih sehat dan bahagia Namun, aku tahu aku bukanlah siapa siapa Dahulu kau pernah menjadi kebahagianku Entah namun rasa itu kembali mengusikku Kunyalakan sebatang rokok tuk temani pagi Tak lupa segelas teh yang tak manis Aku tak mengerti saat kau berkata seperti itu Namun, sudahlah Aku sudah tak berniat lagi denganmu Biarlah kau jadi masa laluku  Biarkan sudah aku sudab menerimanya Gusti, aku sudah melupakannya Gusti, kuatkan diri ini Gusti, Aku sadar diri  Sudahlah, yang sudah biarlah berlalu Seseorang pernah berkata padaku bahwa yang terjadi adalah yang terbaik Mungkin itu sudah jalan nasibku Kudoakan kau bahagia dengan siapapun pilihanmu Satu pesanku Aku menjauhimu bukan karena aku tak ingin lagi dekat denganmu Aku menjauhimu karena aku tak kuat dekat dengamu Aku menjauhimu bukan sebab apapun  Namun, memang aku sudah tak sanggup  Apabila ternyata kau me